Minggu, 03 Juni 2018

BAB XI - Meneladani Akhlak Utama Orang-Orang Shalih


BAB XI
MENELADANI AKHLAK UTAMA ORANG-ORANG SHALIH
A.    Ibnu Rusyd

1.      Riwayat hidup dan keteladanannya
Nama lengkapnya adalah Abu al Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd. Lahir pada tahun 520H atau 1126M di kota Kordoba  Andalus (Spanyol) dari keluarga bangsawan dan terpelajar. Ia termasuk sosok ilmuwan yang memiliki semangat tinggi di dalam belajar. Terdapat suatu riwayat yang menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah terlepas dari membaca buku kecuali di malam saat orang tuanya wafat dan di malam pertama hari perkawinannnya.
Pendidikan awalnya ditempuh di tempuh di Kordoba. Di sini ia belajar ilmu tafsir, hadits, fikih, akidah, bahasa Arab, matematika, fisika, astronomi, logika, filsafat dan kedokteran. Kordoba saat itu dikenal sebagai kota ilmu khususnya kajian filsafat yang sepadan dengan kota-kota lainnya seperti Damaskus, Baghdad dan Mesir.
Setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1159 M ia dipanggil oleh gubernur Seville untuk melakukan reformasi pendidikan. Setelah itu pada tahun 1182 ia diangkat sebagai hakim di Kordoba. Beberapa bulan kemudian ia pergi ke Maroko diangkat sebagai penasihat khalifah menggantikan ibnu Thufail (1105-1185 M). Di sini Ibnu rusyd memperdalam filsafat.
2.      Karya-karya Ibnu  Rusyd
Ibnu Rusyd memiliki banyak karya. Ernert Renan (1823-1892 M) pernah melacak karya Ibnu Rusyd dan ditemukan berjumlah 78 buah yang tersebar di dalam berbagai diplin ilmu diantaranya 28 buah di bidang filsafat, 20 buah di bidang kedokteran, 5 buah dalam teologi, 8 buah dalam hukum, 4 buah dalam astronomi, 2 buah dalam sastra dan 11 buah dalam ilmu-ilmu lain. Di antara karya-karya Ibnu Rusyd  adalah Bidayat al Mujtahid wa Nihayah al Muqtashid (Permulaan Mujtahid dan puncak Muqtasid) ,  Fasl al Maqali fi ma Bain al Hikmah wa al- Syari’ah min al Ittishal (Mempertemukan Filsafat dan Syariat).
3.      Akhir Hayatnya
Pada tahun 1195 Ibnu Rusyd mengalami cobaan hidup. Ia terkena fitnah sehingga diasingkan di kawasan Atlantik. Seluruh buku-bukunya dimusnahkan. Peristiwa ini tidak berlangsung lama karena pihak kerajaan menyadari kekeliruannya dan merehabilitasi nama baiknya. Pada tahun 595 H/1198 M di usia 72 tahun ia wafat di Maroko lalu jenazahnya dibawa di Kardoba.

B.     Muhammad Iqbal

1.      Riwayat hidup Muhammad Iqbal
Muhammad iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab India pada tahun 1876 dari keluarga ekonomi menengah. Nenek moyangnya bersal dari kasta Brahma Kasymir yang telah memeluk agama Islam 300 tahun sebelumnya.
Pendidkan awalnya dilakukan di Murray College. Pada tahun 1895 ia pindah ke lahora untuk meuntut ilmu di Goverment College. Saat di Lahore ia belajar ilmu filsafat sampai mendapat gelar Magister lalu diangkat sebagai asisten dosen di Oriental College Universitas Punjab. Pada tahun 1905 ia ke Inggris dan kuliah di Universitas Cambridge setelah itu ia pindah ke Munich dan memperoleh gelar doktor di bidang filsafat. Pada tahun 1908 ia kembali ke Lahore  dan bekerja sebagai pengacara dan dosen filsafat. Pada tahun 1927 ia mulai berpolitik dengan menjadi Dewan Perwakilan Rakyat dari kawasan Punjab. Pada tahun 1930 ia didaulat sebagai presiden Liga Muslim.
Muhammad Iqbal memiliki pandangan yang luas mengenai umat Islam. Ia berpendapat kemunduran umat Islam karena kebekuan pemikiran mereka. Menurut Iqbal hukum di dalam Islam sesungguhnya tidak statis. Ia dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Selain itu ia berpendapat bahwa pintu ijtihad masih terbuka lebar. Oleh karena itu seorang muslim harus menggunakan akalnya semaksimal mungkin sebagaimana anjuran al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk berpikir dengan akalnya mengenai kedaan alam semesta.
Menurut Iqbal Intisari hidup adalah gerak dan hukum hidup adalah menciptakan. Oleh karena itu Muhammad Iqbal menyerukan agar umat Islam bangkit untuk menciptakan dunia baru. Pemikiran Muhammad Iqbal ini di dunia Islam terkenal dengan paham dinamisme.
Mengenai Barat ia berpandangan bahwa Barat banyak dipengaruhi oleh materialisme dan kecendrungan meninggalkan agama. Menurutnya hal yang dapat diambil dari Barat hanya  mengenai kemajuan ilmu pengetahuannya saja.
Adapun mengenai nasionalisme, Muhammad Iqbal juga kurang sependapat. Ia berpandanagn bahwa nasionalisme yang dibentuk oleh Barat cenderung bersifat materalisme dan atheisme. Ia sebenarnya cocok dengan nasionalisme di India yang menyatukan antara Hindu dan Islam. Hanya saja ia curiga dominasi Hindu lebih kuat.  Oleh karena itu ia mendesak agar umat islam membentuk Negara tersendiri yang kelak menjadi Negara Pakistan.
2.      Karya tulis dan wafatnya
Muhammad iqbal adalah seorang penyair dan filosof. Pemikirannya mengenai kemajuan dan kemunduran umat Islam mempunyai pengaruh yang besar. Ia memiliki banyak karya di antaranya The development of Metaphisics in Persia (Perkembangan Metafisika di Persia) yang merupakan disertasinya.
Selain itu karyanya yang lain adalah The Recontructions of Religious Thought in Islam yang merupakan hasil ceramahnya di beberapa universitas di India.  Ia wafat pada usia 62 tahun pada tahun 1938.


5 komentar:

  1. Masya Allah.. Apakah sekarang masih ada orang seperti beliau-beliau?

    BalasHapus
  2. Insya Allah masih ada, tapi nggak menampakkan diri.

    BalasHapus
  3. Andaikan masih ada orang seperti beliau-beliau, mungkin umat Islam sekarang menguasai politik dan ekonomi dunia. Nyatanya sekarang dikuasai sama orang non muslim :(

    BalasHapus
  4. Kita doakan aja semoga keturunan kita menjadi orang-orang hebat seperti jaman dulu.

    BalasHapus