BAB IV
MEMBIASAKAN ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM
1.
Pengertian
Bergaul dengan Teman Sebaya
Dalam
bahasa Arab bergaul
diartikan dengan shuhbah
yang diambil dari kata shahiba yang
berarti pertemanan. Dalam
bahasa Indonesia bergaul
berarti campur. Sementara teman
sebaya dalam
kamus
besar bahasa Indonesia teman sebaya
diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang usia hampir sama.
Dengan demikian yang dimaksud dengan bergaul sesama teman sebaya adalah
pertemanan seorang individu dengan individu lainnya (anak-anak, usia remaja atau
dewasa) yang tingkat usianya hampir sejajar.
Pergaulan remaja memiliki
ciri khas
tersendiri. Seorang
remaja
memiliki kebutuhan yang kuat untuk diterima oleh teman sebayanya. Akibatnya
mereka akan
senang apabila diterima dan
sebaliknya akan
tertekan
dan cemas
apabila tidak diterima atau dikucilkan oleh
teman-teman sebayanya.
Bagi seorang
remaja
pandangan teman-teman
sebanya terhadap
dirinya merupakan
hal yang sangat penting.
Teman sebaya dalam
pandangan seorang
remaja
misalnya merupakan kelompok baru yang memiliki cirri khas, norma dan kebiasaan tersendiri
yang sangat berbeda dengan
lingkungan keluarganya.
Kelompok
teman sebaya ini
akan menjadi
lingkungan sosial pertama dimana seorang remaja akan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarganya. Di sinilah
seorang remaja dituntut untuk memiliki kemampuan
baru dalam menyesuaikan diri
dan dapat
dijadikan dasar dalam
melakukan interaksi sosial
dalam cakupan yang lebih
besar.
Di
antara
fungsi terpenting dari kelompok
teman sebaya sebagai sumber
informasi, tempat curhat
serta tempat mengekspresikan
jati diri.
Seorang remaja bersama dengan teman sebayanya akan
selalu berusaha memunculkan eksistensi dirinya.
2.
Cara Mencari Teman Sebaya
yang Baik Menurut Islam
a.
Pertama,
cerdas.
Kecerdasan
bagi seseorang
adalah modal awal.
Oleh karena itu
di dalam
Islam dianjurkan untuk mencari teman yang cerdas bukan yang bodoh atau dungu. Bergaul dengan
orang bodoh
atau dungu
pada akhirnya
akan menimbulkan keburukan dan
putusnya hubungan silaturahmi sekalipun dalam waktu yang relative lama.
b.
Kedua,
memiliki akhlak yang baik
Carilah
teman yang memiliki akhlak
baik. Seorang teman
yang
telah diliputi oleh emosi, kikir,
penakut dan
cenderung mengikuti hawa nafsunya
tidak akan menghasilkan pergeulan
atau pertemanan yang baik.
Oleh karena itu Allah
Swt berfirman mengingatkan hal ini:
“Tidakkah kamu perhatikan orangorang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? orangorang
itu bukan dari
golongan
kamu dan
bukan
(pula) dari golongan mereka. dan mereka bersumpah
untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui..Allah telah menyediakan bagi
mereka azab yang sangat keras,
Sesungguhnya Amat
buruklah apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. Al
Mujadilah(58):1415)
c.
Ketiga,
bukan orang fasik
Teman
yang
baik sangat berpengaruh terutama
dalam masalah prilaku.
Orang yang fasik adalah orang yang senntiasa berbuat dosa walaupun perbuatan
dosanya merupakan
dosa
kecil. Tidak ada kebaikan sama
sekali bergaul
denagn orang fasik karena biasanya orang fasik akan meremehkan perbuatan maksiat kepada Allah Swt dan menjadikan hati semakin dekat tearhadap perbuatan
maksiat itu sendiri. Selain itu orang
yang
fasik adalah orang
yang
jarang berbuat
baik karena ia
tidak takut kepada Allah
Swt di samping merupakan sosok yang tidak
bisa
dipercaya
pertemanannya.
d.
Keempat,
bukan orang yang rakus
Menurut al-Ghazali bergaul dengan orang yang rakus terhadap
hal-hal dunia merupakan racun pembunuh.
Oleh karena itu bergaulah
dengan orang yang tidak
rakus
terhadap hal
duniawi. Hal-hal
yang
bersifat duniawi
perlu dicari tetapi rakus terhadap
duniawi tidak
baik. Oleh karena itu
Abu
Sulaiman al-Darani mengingatkan:”Janganlah bergaul kecuali kepada salah satu dari dua orang ini: orang yang menyertaimu(menasehati) di dalam halhal duniawi atau kepada seseorang yang senantiasa bertambah setiap saat amalamal akhiratnya.
3. Adab Bergaul dengan Teman Sebaya
a.
Saling Menghormati
Teman sebaya dimungkinkan
dapat berasal dari berbagai kalangan
berbeda agama,
tradisi dan
kebudayaan dengan perbedaan
Sikap saling
menghormati inilah
yang harus dimiliki oleh orang yang bergaul
Sikap saling menghormati berarti menempatkan hak
dan
kewajiban secara seimbang.
Menempatkan prsamaan hak dan
kewajiban
secara
seimbang sangat dianjurkan
oelh
Islam. Hal tersebut dilakukan sebagai
perwujudan ukhuwah insaniah. Oleh karena itu
Allah menempatkan manusia
sebagai
mahluk yang paling mulia.
b.
Tolong
Menolong
Tolong-menolong
merupakan bagian dari
ajaran Islam
yang
dianjurkan. Tolong-menolong
yang
dimaksud di
sini adalah
tentu saja tolong-menolong dalam hal
kebajikan
c. Cinta
dan Kasih Sayang
Cinta berarti perasaan kasih sayang yang besar. Sementara kasih sayang terdiri dari
dua kata, kasih dan sayang. Kasih sebenarnya berasal
dari
rasa belas kasih seperti Allah
Swt mengasihi manusia
karena
kelemahan
dan memang
perlu diberi
belas kasih. Rasa kasih biasanya menjadi awal
munculnya rasa sayang. Sementara rasa sayang itu
sendiri
merupakan perasaan ingin
saling menjaga dan membuat bahagia siapapun yang disayangi.
Kasih sayang
antara
teman atau anggota masyarakat
sangat
penting. Kasih sayang
akan melahirkan
kekuatan yang besar. Kasih
sayang
akan menciptakan masyarakat yang rukun,
solid dan kompak dan
akan melahirkan
kepekaan
sosial yang kuat, bahkan
seseorang yang menyayangi temannya
dengan
tulus akan melahirkan persaudaraan
yang
hakiki. Pergaulan
dengan
teman sebaya termasuk
dengan siapa pun harus dilandasi
oleh rasa kasih sayang dan
keikhlasan.
Allah Swt tidak akan menyayangi seseorang jika ia tidak menyayangi sesamaya.
4. Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya
a.
Bermusuhan
Bermusuhan artinya
tidak ramah atau tidak
bersahabat. Oleh karena
itu bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah terhadap sesama.
b. Pergaulan bebas
Pergaulan bebas merupakan salah satu akhlak madzmumah(tercela). Bebas di sini berarti telah
melewati norma-norma yang ada,
baik norma agama maupun
norma sosial. Pergaulan
bebas yang dimaksud adalah
berbaurnya kaum lelaki
dan perempuan yang
bukan
muhrim di suatu tempat di
mana mereka dapat
saling memandang, memberi isyarat,
berbicara, bahkan
saling bersentuhan dan berlanjut kepada perbuatan negatif yang diharamkan. Pergaulan bebas juga mengakibatkan
berkembangnya kebiasaan negatif, seperti berpacaran. Kebiasaan ini banyak terjadi
pada remaja dan umumnya mereka tidak mampu
mengendalikan hawa nafsu. Perilaku seperti
ini bisa
terjadi karena
budaya menonton film-film
yang
tidak mendidik yang berasal dari teman sebaya.
c. Melanggar norma-norma
Pergaulan yang tidak
beretika
terkadang dapat
melanggar norma terutama norma agama. Melanggar norma agama berrati melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam
agama..
Sedangkan norma
masyarakat
dan Negara adalah segala peraturan, baik tertulis maupun tidak tertullis yang ada dalam masyarakat atau Negara.
1.
Pengertian orang yang lebih tua
Islam
telah menganjurkan
pemeluknya untuk menghormati orang
yang
lebih tua dan menyayangi sosok yang lebih muda. Dalam kamus bahasa Indonesia
orang yang
lebih tua yaitu orang
yang
dipandang tua atau berpengalaman
seperti orang tua, para pemimpin dan para penasihat. Orangtua
misalnya memiliki
peran yang sangat penting
dalam membesarkan anaknya. Orangtua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas
rumah tangga yang dalam
kehidupan
sehari-hari disebut sebagai
bapak dan ibu. Orang tua memiliki
kedudukan yang sangat mulia sehingga Allah memerintahkan kita untuk berbakti
kepada keduanya Allah Swt berfirman :
“Dan
Kami
perintahkan
kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang
ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah tambah, dan
menyapihnya
dalam dua tahun. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu”. (QS. Luqman(31): 14)
Orang
yang
lebih tua harus dihormati karena mereka adalah
sumber keberkahan dan memiliki banyak pengalaman, lebih matang
dalam berpikir dan menimbang sesuatu serta tidak terburu-buru
dalam memutuskan sesuatu.
Berbeda dengan
para
pemuda yang cenderung lebih
emosional, terburu-buru dan
masih kurang pengalaman.
Bagi
seseorang orang
tua khususnya
ayah adalah
figur yang diteladani.
Dari sosok ayah inilah
pengarai
anak terbentuk. Sudah
merupakan keharusan
bagi seorang anak untuk menghormati ayah yang dijadikan teladan tersebut.
Sementara ibu adalah
juga salah
satu dari
kedua
orang tua.
Ibu merupakan
tumpuan kasih sayang
seorang anak.
Terdapat
ungkapan yang menyatakan bahwa
kasih
ibu sepanjang
jalan. Perbandingan seorang
ibu dengan
ayah yaitu adalah
tiga berbanding
satu khususnya
dalam perhatian dan
kasih sayang. Pernah suatu ketika
seseorang mendatangi
Rasulullah SAW bertanya siapa yang
haarus dihormati.
2. Tata cara
bergaul dengan orang yang lebih tua
a.
Berlaku sopan
Orang beriman akan menunjukkan perhatian kepada orang yang lebih tua khususnya kepada kepada orang tua yang telah melahirkannya dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusaha menyenangkan hati mereka dengan perilaku
baik
dan bijak.
b. Berkata
Santun
Salah satu bentuk sikap santun
kepada orangtua atau orang yang lebih tua adalah jangan
bersuara lebih keras dari suara mereka, memutus
pembicaraan, berhohong, mengejutkan
mereka
saat sedang tidur atau meremehkan.
Penghormatan kepada
orang yang lebih
tua juga
adalah guru. Sikap
yang
baik terhadap guru misalnya
berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah- lembut. Ketika guru keliru, baik
khilaf atau karena tidak tahu, sementara murid mengetahui, maka seorang murid hendaknya
menjaga perasaan agar tidak
terlihat perubahan wajahnya. Hendaknya menunggu sampai guru menyadari kekeliruannya. Bila setelah menunggu
tidak ada indikasi
guru menyadari kekeliruan, maka murid
mengingatkan secara halus.
Dalam
hal ini
seorang murid
hendaklah tidak bersuara keras atau mentang
mentang dan
merasa lebih
pandai dari gurunya. Sebab
kepandaian
yang
didapat sekarang didapat dari gurunya.
c.Menolak dengan halus perintah buruk
Dalam hal tertentu mungkin orang tua atau orang yang lebih tua melakukan hal- hal
yang
kurang
sesuai dengan ajaran
agama.
Orang yang lebih
tua yang berprilaku buruk
adalah orang tidak
menanamkan nilai-nilai yang
baik sehingga anak
atau orang yang lebih muda tidak memberikan apresiasi kepadanya.
d. Menghormati
dengan ikhlas
Termasuk cabang iman
adalah mencintai dan menghormati orang
yang
lebih tua dari kita. Terdapat
hadits dari Anas bin Malik
Rasulullah
SAW menjamin
surga
bagi
umatnya yang menghormati orang yang lebih tua dengan penuh rasa hormat.
e. Mendahulukan Orang yang
Lebih tua
Mendahulukan orang lain apalagi kepada orang yang lebih tua dalam hal- hal duniawi
sangat
dianjurkan oleh agama. Perangai
ini juga
dilakukan oleh
para
sahabat.
Perilaku
mendahulukan orang
tua telah
dicontohkan oleh
Ali bin
Abi
Thalib. Suatu hari Ali bin Abi Thalib ra terburu-buru
keluar rumah untuk menunaikan shalat subuh
berjamaah di masjid Nabi. Di
tengah
perjalanan ia berjumpa dengan seorang
lelaki tua kaum Yahudi. Lelaki
tua itu
berjalan menuju arah
yang
sama dengan Ali. Karena keluhuran akhlaknya Ali bin Abi Thalib ra tidak mau mendahului
sosok Yahudi tersebut walaupun ia berjalan lamban.
3. Larangan bergaul
dengan orang lebih tua
a. Melawan atau durhaka
Durhaka berarti tidak setia atau berkhianat. Kebalikannya adalah berbuat baik kepada kedua orang
tua.Tidak ada alasan bagi seorang
anak untuk
durhaka
kepada
kedua orang
tuanya. Kepatuhan anak
kepada
kedua
orang tuanya
ada pada
segala hal yang diperintahkan olehnya . Siapa saja yang durhaka kepada kedua orang tuanya, maka Allah Swt akan melaknat dan mengharamkan surga baginya.
b. Arogan
Arogan dalam
kamus bahasa
Indonesia berarti sombong; congkak,
angkuh,
mempunyai perasaan atau
superioritas yang dimanifestasikan
dalam sikap suka memaksa atau
pongah. Sikap arogan merupakan kesombongan diri terhadap orang lain
karena seseorang merasa memiliki kelebihan dalam hal kekayaan, kepandaian, ketampanan, kecantikan, kekuatan
fisik yang semata-mata untuk menutupi kelemahannya.
Sikap arogan
akan menutup
mata hati
seseorang dalam
menerima kebenaran. Kesombongan
akan membuat
manusia ingkar terhadap
kebenaran.
Hal itu
dilakukannya tiada
lain karena sifat congkak
dan takabur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar