Minggu, 03 Juni 2018

BAB IV MEMBIASAKAN ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM


BAB IV
MEMBIASAKAN ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM

A.    ADAB BERGAUL DENGAN TEMAN SEBAYA

1.      Pengertian Bergaul dengan Teman Sebaya
Dalam bahasa Arab bergaul diartikan dengan shuhbah yang diambil dari kata shahiba yang berarti pertemanan. Dalam bahasa Indonesia bergaul berarti campur. Sementara teman sebaya dalam kamus besar bahasa Indonesia teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang usia hampir sama.
Dengan demikian yang dimaksud dengan bergaul sesama teman sebaya adalah pertemanan seorang individu dengan individu lainnya (anak-anak, usia remaja atau dewasa) yang tingkat usianya hampir sejajar.
Pergaulan remaja memiliki ciri khas tersendiri.   Seorang remaja memiliki kebutuhan  yang  kuat  untuk  diterima  oleh  teman  sebayanya.  Akibatnya  mereka akan  senang  apabila  diterima  dan  sebaliknya  akan  tertekan  dan  cemas  apabila tidak diterima  atau dikucilkan oleh teman-teman sebayanya. Bagi seorang remaja pandangan teman-teman sebanya terhadap dirinya merupakan hal yang sangat penting.
Teman sebaya dalam pandangan seorang remaja misalnya   merupakan kelompok baru yang memiliki cirri khas, norma dan kebiasaan tersendiri   yang sangat berbeda dengan lingkungan keluarganya. Kelompok teman sebaya ini akan menjadi lingkungan sosial pertama dimana seorang remaja akan belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarganya. Di sinilah seorang remaja dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam melakukan interaksi sosial dalam cakupan yang lebih besar.
Di antara fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya sebagai sumber informasi, tempat curhat serta tempat mengekspresikan jati diri. Seorang remaja bersama dengan teman sebayanya akan selalu berusaha memunculkan eksistensi dirinya.
2.       Cara Mencari Teman Sebaya yang Baik Menurut Islam
a.       Pertama, cerdas.
Kecerdasan bagi seseorang adalah modal awal. Oleh karena itu di dalam Islam dianjurkan untuk mencari teman yang cerdas bukan yang bodoh atau dungu. Bergaul dengan orang bodoh atau dungu pada akhirnya akan menimbulkan keburukan dan putusnya hubungan silaturahmi sekalipun dalam waktu yang relative lama.
b.      Kedua, memiliki akhlak yang baik
Carilah teman yang memiliki akhlak baik. Seorang teman yang telah diliputi oleh emosi, kikir, penakut dan cenderung mengikuti hawa nafsunya tidak akan menghasilkan pergeulan atau pertemanan yang baik. Oleh karena itu Allah Swt berfirman mengingatkan hal ini:
“Tidakkah kamu perhatikan orang­orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? orang­orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui..Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.(QS. Al­ Mujadilah(58):14­15)
c.       Ketiga, bukan orang fasik
Teman yang baik sangat berpengaruh terutama dalam masalah prilaku. Orang yang fasik adalah orang yang senntiasa berbuat dosa walaupun perbuatan dosanya merupakan dosa kecil. Tidak ada kebaikan sama sekali bergaul denagn orang fasik karena biasanya orang fasik akan meremehkan perbuatan maksiat kepada Allah Swt dan menjadikan hati semakin dekat tearhadap perbuatan maksiat itu sendiri. Selain itu orang yang fasik adalah orang yang jarang berbuat baik karena ia tidak takut kepada Allah Swt di samping merupakan sosok yang tidak bisa dipercaya pertemanannya.
d.      Keempat, bukan orang yang rakus
Menurut  al-Ghazali  bergaul  dengan  orang  yang  rakus  terhadap  hal-hal dunia  merupakan  racun  pembunuh.  Oleh  karena  itu  bergaulah  dengan  orang yang tidak rakus terhadap hal duniawi. Hal-hal yang bersifat duniawi perlu dicari tetapi rakus terhadap duniawi tidak baik. Oleh karena itu Abu Sulaiman al-Darani mengingatkan:”Janganlah bergaul kecuali kepada salah satu dari dua orang ini: orang yang menyertaimu(menasehati) di dalam hal­hal duniawi atau kepada seseorang yang senantiasa bertambah setiap saat amal­amal akhiratnya.
3.  Adab Bergaul dengan Teman Sebaya
            a. Saling Menghormati            
Teman sebaya dimungkinkan dapat berasal dari berbagai kalangan berbeda agama, tradisi dan kebudayaan dengan perbedaan Sikap saling menghormati inilah yang harus dimiliki oleh orang yang bergaul
Sikap saling menghormati berarti menempatkan hak dan kewajiban secara seimbang. Menempatkan prsamaan hak dan kewajiban secara seimbang sangat dianjurkan oelh Islam. Hal tersebut dilakukan   sebagai perwujudan ukhuwah insaniah. Oleh karena itu Allah menempatkan manusia sebagai mahluk yang paling mulia.
b.      Tolong Menolong
Tolong-menolong merupakan bagian dari ajaran Islam yang dianjurkan. Tolong-menolong yang dimaksud di sini adalah tentu saja tolong-menolong dalam hal kebajikan
c.       Cinta dan Kasih Sayang
Cinta berarti perasaan kasih sayang yang besar. Sementara kasih sayang terdiri dari dua kata, kasih dan sayang. Kasih sebenarnya berasal dari rasa belas kasih seperti Allah Swt mengasihi manusia karena kelemahan dan memang perlu diberi belas kasih. Rasa kasih biasanya menjadi awal munculnya rasa sayang. Sementara rasa sayang itu sendiri merupakan perasaan ingin saling menjaga dan membuat bahagia siapapun yang disayangi.
Kasih sayang antara teman atau anggota masyarakat sangat penting. Kasih sayang akan melahirkan kekuatan yang besar. Kasih sayang akan menciptakan masyarakat yang rukun, solid dan kompak dan akan melahirkan kepekaan sosial yang kuat, bahkan seseorang yang menyayangi temannya dengan tulus akan melahirkan persaudaraan yang hakiki. Pergaulan dengan teman sebaya termasuk dengan siapa pun harus dilandasi oleh rasa kasih sayang dan keikhlasan. Allah Swt tidak akan menyayangi seseorang  jika ia tidak menyayangi sesamaya.
4.   Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya
a.       Bermusuhan
Bermusuhan artinya tidak ramah atau tidak bersahabat. Oleh karena itu bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah terhadap sesama.
b.      Pergaulan bebas
Pergaulan bebas merupakan salah satu akhlak madzmumah(tercela). Bebas di sini berarti telah melewati norma-norma yang ada, baik norma agama maupun norma sosial. Pergaulan bebas yang dimaksud adalah berbaurnya kaum lelaki dan perempuan yang bukan muhrim di suatu tempat di mana mereka dapat saling memandang, memberi isyarat, berbicara, bahkan saling bersentuhan dan berlanjut kepada perbuatan negatif yang diharamkan. Pergaulan bebas juga mengakibatkan berkembangnya kebiasaan negatif, seperti berpacaran. Kebiasaan ini banyak terjadi pada remaja dan umumnya mereka tidak mampu mengendalikan hawa nafsu. Perilaku seperti ini bisa terjadi karena budaya menonton film-film yang tidak mendidik yang berasal dari teman sebaya.
c.       Melanggar norma-norma
Pergaulan yang tidak beretika terkadang dapat melanggar norma terutama norma agama. Melanggar norma agama berrati melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam agama.. Sedangkan norma masyarakat dan Negara adalah segala peraturan, baik tertulis maupun tidak tertullis yang ada dalam masyarakat atau Negara.

B. ADAB BERGAUL DENGAN ORANG YANG LEBIH TUA

1. Pengertian orang yang lebih tua
Islam telah menganjurkan pemeluknya untuk menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi sosok yang lebih muda. Dalam kamus bahasa Indonesia orang yang lebih tua yaitu orang yang dipandang tua atau berpengalaman seperti orang tua, para pemimpin dan para  penasihat.  Orangtua misalnya memiliki peran yang sangat penting dalam membesarkan anaknya. Orangtua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. Orang tua memiliki kedudukan yang sangat mulia sehingga Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada keduanya Allah Swt berfirman :
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu­ bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah­ tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada­Kulah kembalimu. (QS. Luqman(31): 14)
Orang yang lebih tua harus dihormati karena mereka adalah sumber keberkahan dan memiliki banyak pengalaman, lebih matang dalam berpikir dan menimbang sesuatu serta tidak terburu-buru dalam memutuskan sesuatu. Berbeda dengan para pemuda yang cenderung lebih emosional, terburu-buru dan masih kurang pengalaman.
Bagi seseorang orang tua khususnya ayah adalah figur yang diteladani. Dari sosok ayah inilah pengarai anak terbentuk. Sudah merupakan keharusan bagi seorang anak untuk menghormati ayah yang dijadikan teladan tersebut.
Sementara ibu adalah juga salah satu dari kedua orang tua. Ibu merupakan tumpuan kasih sayang seorang anak. Terdapat ungkapan yang menyatakan bahwa kasih ibu sepanjang jalan. Perbandingan seorang ibu dengan ayah yaitu adalah tiga berbanding satu khususnya dalam perhatian dan kasih sayang. Pernah suatu ketika seseorang mendatangi Rasulullah SAW bertanya siapa yang haarus dihormati.
2. Tata cara bergaul dengan orang yang lebih tua
a.  Berlaku sopan
Orang beriman akan menunjukkan perhatian kepada orang yang lebih tua khususnya kepada kepada orang tua yang telah melahirkannya dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusaha menyenangkan hati mereka dengan perilaku baik dan bijak.
b.    Berkata Santun
Salah satu bentuk sikap santun kepada orangtua atau orang yang lebih tua adalah jangan bersuara lebih keras dari suara mereka, memutus pembicaraan, berhohong, mengejutkan mereka saat sedang tidur atau  meremehkan.
Penghormatan kepada orang yang lebih tua juga adalah guru. Sikap yang baik terhadap guru misalnya   berkomunikasi dengan guru secara santun dan lemah- lembut. Ketika guru keliru, baik khilaf atau karena tidak tahu, sementara murid mengetahui, maka seorang murid hendaknya menjaga perasaan agar tidak terlihat perubahan wajahnya. Hendaknya menunggu sampai guru menyadari kekeliruannya. Bila setelah menunggu tidak ada indikasi guru menyadari kekeliruan, maka murid mengingatkan secara halus.
Dalam hal ini seorang murid hendaklah tidak bersuara keras  atau mentang­ mentang dan merasa lebih pandai dari gurunya. Sebab kepandaian yang didapat sekarang didapat dari gurunya.
c.Menolak dengan halus perintah buruk
Dalam hal tertentu mungkin orang tua atau orang yang lebih tua melakukan hal- hal yang kurang sesuai dengan ajaran agama. Orang yang lebih tua yang berprilaku buruk adalah orang tidak menanamkan nilai-nilai yang baik sehingga anak atau orang yang lebih muda tidak memberikan apresiasi kepadanya.
d.   Menghormati dengan ikhlas
Termasuk cabang iman adalah mencintai dan menghormati orang yang lebih tua dari kita. Terdapat hadits dari Anas bin Malik Rasulullah SAW menjamin surga bagi umatnya yang menghormati orang yang lebih tua dengan penuh rasa hormat.
e.   Mendahulukan Orang yang Lebih tua
Mendahulukan  orang lain apalagi kepada orang yang lebih tua dalam hal- hal duniawi sangat dianjurkan oleh agama. Perangai ini juga dilakukan oleh para sahabat.
Perilaku mendahulukan orang tua telah dicontohkan oleh Ali bin Abi Thalib. Suatu hari Ali bin Abi Thalib ra terburu-buru keluar rumah untuk menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid Nabi. Di tengah perjalanan ia berjumpa dengan seorang lelaki tua kaum Yahudi. Lelaki tua itu berjalan menuju arah yang sama dengan Ali. Karena keluhuran akhlaknya Ali bin Abi Thalib ra tidak mau mendahului sosok Yahudi tersebut walaupun ia berjalan lamban.
3. Larangan bergaul dengan orang lebih tua
a.   Melawan atau durhaka
Durhaka berarti tidak setia atau berkhianat. Kebalikannya adalah berbuat baik kepada kedua orang tua.Tidak ada alasan bagi seorang anak untuk durhaka kepada kedua orang tuanya. Kepatuhan anak kepada kedua orang tuanya  ada pada segala hal yang diperintahkan olehnya . Siapa saja yang durhaka kepada kedua orang tuanya, maka Allah Swt akan melaknat dan mengharamkan surga baginya.
b.   Arogan
            Arogan dalam kamus bahasa Indonesia berarti sombong; congkak, angkuh, mempunyai perasaan atau superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka memaksa atau pongah. Sikap arogan merupakan kesombongan diri terhadap orang lain karena seseorang merasa memiliki kelebihan dalam hal kekayaan, kepandaian, ketampanan, kecantikan, kekuatan fisik yang semata-mata untuk menutupi kelemahannya.
Sikap arogan akan menutup mata hati seseorang dalam menerima kebenaran. Kesombongan akan membuat manusia ingkar terhadap kebenaran. Hal itu dilakukannya tiada lain karena sifat congkak dan takabur.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar