BAB V
MENELADANI SIFAT AL-GHAZALI DAN IBNU SINA
Al Ghazali adalah
seorang ulama besar Islam.
Ia dijuluki hujjah alIslam.
Ia dikenal
sebagai ahli filsafat dan tasawuf dan memiliki
banyak karya. Pemikirannya memiliki pengaruh yang besar
pada perubahan
dunia. Mari kita mengenal sedikit
tentang Imam al-Ghazali.
Al Ghazali memiliki nama
asli
Muhammad bin Muhammad bin Muhammad
bin Ahmad Ath-Thusi.
Ia lahir
di kota Thusi
pada tahun
450 H.
Ayahnya seorang
sufi yang sangat wara’ yang hanya makan dari penghasilan yang dihasilkan oleh jerih payahnya. Di dalam doanya ia senantiasa
meminta kepada Allah
Swt agar dikaruniai seorang anak yang pandai dan shaleh dan akhirnya Allah
Swt mengabulkan do’a nya dan meuncullah al-Ghazali menjadi seorang ahli fikih.
Pendidikan
awal Al-Ghazali
di Thus lalu ia
melanjutkan belajar ke Jurjan
di bidang hukum kepada Abu Nasr al Ismaili(1015-1085 M). Pada usia 20 tahun ia pergi ke Nisabur untuk mendalami ilmu fikih dan
tauhid kepada al Juwaini(1028-1085)
yang
kemudian
menjadi asistennya. Selain belajar fikih dan tauhid. Ia juga melakukan praktek tasawuf
dibimbing oleh Abu Ali al Farmadzi (w. 1084) yang menjdi murid al Imam Qusyairi (986-
1072 M).
Pada
tahun 1091 M ia diundang
oelh Nidzam
al Mulk
(1063-1092 M) untuk menjadi guru besar di Nidzamiah,
Baghdad Dari
sinilah kemudian ia mulai
dikenal dan
memiliki posisi yang tinggi.
2. Keteladanan al-Ghazali
Al Ghazali merupakan sosok yang sangat haus dengan ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu pengetahuan ia pelajari seperti al-Quran, ushul fikih, ilmu kalam, filsafat, fikih dan
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Selain haus terhadap ilmu pengetahuan, ia juga
haus untuk
mendalami ruhani. Oleh
karena
itu ia
meninggalkan kota
Baghdad menuju
Damaskus melakukan
khalwat dan i’tikaf serta
mengurung diri di menara
masjid kota ini. Setelah
itu ia
pergi menuju
Bait al-Maqdis
untuk meneruskan khalwatnya lalu
dilanjutkan dengan menunaikan ibadah haji.
3. Karya-karya al-Ghazali
Al-Ghazali
banyak
meninggalkan karya tulis.
Menurut penelitian terdapat
sekitar 72 karya tulis dan salah satu karya yang paling monumental
adalah ”Ihya Ulumuddin”
(menghidupkan kembali ilmu-ilmu
religius)
yang
banyak
dijadikan rujukan
dalam hal mempelajari ilmu Tasawuf.
Karya al Ghazali
di bidang
filsafat dan logika, adalah Mi’yar
al-’ilmi (Standar Pengetahuan, Tahafut al-Falasifah (Kerancuan
para
filosof
); dalam bidang
akidah Arba’in fi
Ushuluddin (Empat Puluh Masalah di
Bidang Prinsip-Prinsip Agama), Qowaid al-’Aqa’id (Prinsip-Prinsip Keimanan),
dan Al-Iqtishad fl al-I’tiqad (Muara Kepercayaan); di bidang Ushul Fikih al- Mustashfa fi ’ilm al Ushul (Intisari ilmu
tentang Dasar-Dasar Ilmu Fikih); dalam
bidang tasawuf Misykat
al-Anwar (Ceruk Cahaya-Cahaya) dan lain-
lain.
4. Akhir
kehidupan al-Ghazali
Pada masa akhir sisa hidupnya, al-Ghazali
mendirikan madrasah di sebelah rumahnya
untuk para penuntut ilmu
dan tempat khalwat
para sufi. Seluruh waktunya ia
gunakan untuk membaca
dan mengkaji
al-Qur’an, mempelajari hadis serta mengajar.
Ia wafat pada tahun 505 H/1111 M di Thusi dalam usia lima puluh lima tahun.
Ibnu
Sina adalah
seorang filosof,
dokter
serta ulama. Ia menguasai berbagai disiplin
ilmu pengetahuan seperti astronomi, matematika, fisika, metafisika dan logika serta
ilmu-ilmu lainnya. Di
Barat ia
dikenal dengan sebutan
Avicenna.
Berikut
biografi Ibnu
Sina:
1. Sejarah Hidup Ibnu Sina
Nama lengkapnya Abu Ali al Husayn ibn Abdullah ibn Hasan ibn Ali ibn Sina. Ia lahir pada tahun 370 H/980 M di Efsyanah kawasan Bukhara (Uzbekistan sekarang). Ia dieknal sebagai seorang filosof muslim terbesar yang bergelar “Al-Syaikh Al-Ra’is”.
Ia berasal
dari keluarga
Persia
dan bermadhab
Ismailiyah. Ayahnya adalah
seorang gubernur pada masa kerajaan Samaniyah (819 M-1005 M).
Ia mulai
mempelajari al-Qur’an sejak
usia 5 tahun kepada ayahnya dan telah
menghafalnya
di usia
10 tahun.
Di usia
yang
belia ini ia juga mempelajari
ilmu akhlak
dan bahasa. Setelah itu hari-harinya dihabiskan di perpustakaan. Ia menyukai ilmu kedokteran dan
metafisik sehingga di usia 16
tahun ia sudah menjadi seorang
dokter. Setelah itu
ia belajar
filsafat kepada Abu Abdillaj al
Natili yang diawali
dengan
ilmu mantik (logika).
2. Keteladanan Ibnu Sina
Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan dan filosof besar. Ia sosok yang jenius dan memiliki
daya nalar yang tinggi. Karena kejeniusannya ini ia banyak mempelajari sendiri berbagai macam
ilmu pengetahuan
dengan mudah.
Selain jenius ia juga
merupakan sosok yang
gigih dan haus akan
ilmu pengetahuan.
Pernah
suatu saat ia membaca buku
metafisika karya Aristoteles sebanyak empat puluh kali sampai ia menghapalnya hanya saja ia tidak memahami.
Meskipun demikian, ia tidak pernah
berputus asa. Ia terus mencari
buku apa yang dapat
menjadi kunci untuk memahami
buku
Aristoteles tersebut, dan
akhirnya ia pergi berjalan-jalan
ke salah
satu pasar loak khusus buku-buku filsafat dan
menemukan buku karya al Farabi sebagai kuncinya. Selain cerdas dan gigih ia juga
merupakan sosok yang
taat beribadah
kepada
Allah Swt, kreatif,
tidak mengenal putus asa, tabah dan tekun dalam mempelajari
ilmu pengetahuan.
Ibnu Sina juga dikenal sebagai seorang dokter yang
handal. Ia dapat mengobati berbagai macam penyakit. Keahliannya di bidang kedokteran menjadi terkenal lagi ketika
suatu hari ia dapat menyembuhkan
penyakit
Nuh ibn
Manshur(387 H/ 997 M) seorang penguasa Bukhara.
3. Karya Tulis Ibnu Sina
Ibnu
Sina banyak memiliki
karya tulis.
Ada
pendapat yang menyatakan bahwa
karya tulisnya
mencapai dua ratus buku.
Sebagian pakar lainnya
menyatakan bahwa
karya tulisnya sekita seratusan
Di antara karya-karya Ibnu Sina Kitab Al Syifa (Obat)
berupa ensklopedi filsafat; kitab Al-Qanun fi al-Thib (Praktek Kedokteran) di bidang kedokteran; Kitab alNajah
(Keberhasilan) ringkasan
dari
alSyifa
dalam hal ketuhanan, logika dan
ilmu alam serta karya-karya tulis lainnya.
4. Kisah
Akhir Ibnu Sina
Kehidupan Ibnu Sina
penuh dengan aktifitas dan
kerja
keras
sehingga suatu hari ia terkena penyakit maag
akut yang sudah
tidak dapat diobati lagi. Di
hari-hari menjelang wafatnya ia selalu
memakai pakaian putih, mensedekahkan hartanya kepada fakir
miskin, memerdekakan
budak serta giat beribadah kepada Allah
Swt.
Ia wafat
pada tahun 428H/1037M di usia 58 tahun.
The merit casino bonus codes on registration at online casino
BalasHapusThe minimum deposit, at the maximum amount of €/£/€10 and the maximum amount of €/£/€10, are 1 euro. The minimum 메리트카지노 amount of €/£/€10 and the maximum amount of €/£10