Minggu, 03 Juni 2018

BAB VI - Akhlak Terpuji


BAB VI
AKHLAK TERPUJI
A.    KOMPETISI DALAM KEBAIKAN

1.      Pengertian Kompetisi dalam Kebaikan
Kompetisi Dalam Kebaikan(fastabiq al­khairat)secara secara etimologi berarti berlomba-lomba dalam kebaikan. Anjuran ini tertuju baik bagi laki-laki maupun perempuan. Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan, baik kepada manusia atau alam sekitarnya. Misalnya dengan menolong sesama, menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalan, mengikuti olimpiade mata pelajaran tertentu dan sebagainya. Dalam Islam, istilah fastabiq al­khairat merujuk pada firman Allah SWT QS. Al Baqarah: 148 dan QS. Al­Hadid: 21
“Dan bagi tiap­tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba­lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al­Baqarah(2) : 148)
2.      Makna Kompetisi dalam Kebaikan
Al-Qur’an menggugah agar umat Islam tidak menjadi umat yang  santai melainkan menjadi umat pionir dalam segala kebaikan. Oleh karena itu ketika seseorang mengaku sebagai hamba Allah, maka di saat yang bersamaan ia segera bergerak melakukan segala kebaikan yang tak terhingga luasnya. Islam memberi motivasi kepada pemeluknya untuk mengedepankan berbuat kebaikan dengan penuh antusias disebabkan antara lain:
a.       Melakukan dan menyebarkan kebaikan adalah tugas pokok setiap insan.
Tanpa kebaikan Allah, maka manusia di muka bumi ini bisa dipastikan telah musnah sejak ratusan tahun yang silam. Kata fastabiqu  memberi kesan perintah berlomba-lomba agar tidak didahulukan oleh orang lain. Oleh karena itu ia harus bergerak cepat dan bersegera untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam perlombaan ada tenaga ekstra yang digunakan, segala kemampuan dikerahkan sehingga cita-cita yang diinginkan bisa diraih. Nabi saw bersabda :
“Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian untuk melakukan amal­amal yang shalih, karena akan terjadi suatu bencana  yang menyerupai malam yang gelap gulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tapi pada waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia. (H.R. Muslim)
b.      Usia manusia terbatas.
Tidak  ada  seorang  pun  yang  mengetahui  kapan  ia  akan  meninggal  dunia. Oleh  karena  itu  seorang  hamba  Allah  agar  segera  melakukan  kebaikan.  Jika  ia tidak melaksanakannnya, maka ia akan menjadi orang yang paling sengsara dan hal tersebut tidak hanya terjadi di dunia saja melainkan juga akhirat.
Perlombaan (berlomba-lomba berbuat kebaikan).   Dalam al-Qur’an dianjurkan seseorang melakukan kebaikan dan kemudian berlomba dalam kebaikan-kebaikan tersebut serta berupaya agar satu dengan yang lainnya menyusul.
Di sini Allah menggunakan kata perlombaan yang di dalamnya kendati tidak didapatkan  arti   kata cepat dan segera. Sebab,  dari  segi  etimologi  andaikata  dua orang  berjalan lambat sekalipun, tetapi satu dengan yang lain saling mendahului, maka mereka telah melakukan perlombaan. Oleh karena itu    di sini terdapat perintah bagi setiap orang untuk  berlomba. Kini jika seorang dengan upayanya dia  menyusul, maka untuk yang lainpun terdapat juga perintah bahwa diapun juga harus menyusul ke depan.
Menurut Ibnu Katsir berdasarkan redaksinya ayat ini memiliki makna umum yaitu agar seluruh umat Islam melakukan perbuatan tolong menolong dalam melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai realisasi dari takwa.
Dalam hal beramal shalih dapat dilihat bagaimana para sahabat melakukanya, seperti riwayat berikut : Pada suatu hari saat para sahabat yang kurang dari segi harta hadir di hadapan  Rasulullah Saw  untuk mengadu, Ya Rasulullah kami melasanakan shalat dan orang­orang kaya itu juga melaksanakan shalat, kami melakukan puasa dan orang­orang yang kaya itu melakukan puasa juga, kami berjihad dan orang­orang kaya itu melakukan jihad juga. Tetapi ya Rasulullah ada pekerjaan yang membuat mereka lebih utama. Mereka memberikan sedekah tetapi kami tidak dapat melakukan itu. Beritahukanlah kepada kami amal shaleh yang dengan melakukan itu kami dapat menutupi kekurangan kami . Rasulullah Saw bersabda: “Setiap selesai shalat bacalah subhanallah 33 kali ,  Alhamdulillah 33 kali dan Allahu akbar 33 kali.
3.      Ciri-ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan
a.       Memiliki niat yang ikhlas
Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam setiap amal. Di dalam Islam ikhlas merupakan rukun amal yang pertama dan terpenting. Niat yang ikhlas karena Allah  dalam  melakukan  kebaikan  akan  membuat  seseorang  memiliki  perasaan yang  ringan  dalam  mengerjakan  amal-amal  yang  berat  sekalipun,  apalagi  bila amal kebaikan itu tergolong amal shalih yang ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang ringan pun akan terasa berat. Di samping itu,  keikhlasan  akan  membuat  seseorang  berkesinambungan  dalam  melakukan amal kebaikan. Orang yang ikhlas tidak akan bertambah semangat hanya karena dipuji dan tidak akan melemah karena dicela. Adanya pujian atau celaan tidak akan mempengaruhi semangatnya dalam melakukan kebaikan.
b.      Cinta kepada kebaikan dan cinta kepada orang yang berbuat baik
Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan. Karena tidak   mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa sehingga kita menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan.
Di samping cinta kepada kebaikan, maka harus tertanam juga di dalam jiwa rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik. Hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan, siapa pun yang melakukannya. Allah SWT telah menyebutkan kecintaan-Nya kepada siapa saja yang berbuat baik.
c.       Merasa beruntung bila melakukan suatu kebaikan
Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia dan seseorang akan bersemangat melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa yakin memperoleh keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh manusia bila ia berbuat baik.
d.      Merasa rugi bila meninggalkan suatu kebaikan
Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya karena sejumlah keutamaan yang disebutkan dalam al-Qur’an, maka ia akan merasa sangat merugi apabila meninggalkannya. Bagi seorang mukmin, bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak melakukan kebaikan, karena kehidupan ini memang harus dijalani untuk mengabdi kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari segala bentuk kebaikan yang harus dijalani.
e.       Meneladani Generasi yang Baik
Perbuatan akan menjadi lebih baik apabila seseorang mau menjadi teladan bagi orang lain dalam berbuat baik. Hal ini menjadi penting karena dengan demikian ia menyadari bahwa meskipun ia merasa sudah banyak perbuatan baik tetapi tetap saja ia merasa masih sedikit dalam melakukan kebaikan dibandingkan   dengan orang lain.
4.      Balasan pelaku kompetisi dalam kebaikan
a.       Selalu bersama Allah SWT
Allah Swt berfirman:“Sesungguhnya Allah beserta orang­orang yang bertakwa dan orang­orang yang berbuat  kebaikan.( QS. Al­Nahl(16): 128)
b.      Menambah kenikmatan
Allah Swt berfirman:“Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasulnya­Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, Maka Sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar.( QS. Al­Ahzab (33) : 29)
c.       Dicintai Allah
Allah Swt berfirman:“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang­orang yang berbuat kebajikan.( QS. Ali Imran (3) : 134 )
d.      Memperoleh rahmat Allah
Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang­orang yang berbuat baik”. (QS. Al-ARaaf (7) : 56)
e.       Memperoleh pahala
Allah Swt berfirman:“Sesungguhnya Allah tidak menyia­nyiakan pahala orang­orang yang berbuat baik(QS. Al Taubah (9) : 120)
5.      Hikmah perilaku kompetisi dalam kebaikan
Berkompetisi dalam kebaikan memiliki beberapa hikmah yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari. Di antara hikmah berperilaku kompetisi dalam kebaikan adalah :
a.       Melakukan kebaikan yang telah ditentukan.
b.      Melakukan persaingan dalam melakukan kebaikan sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena kemampuan tiap muslim beragam dalam hal tingkat pendidikan, ekonomi dan statusnya dalam masyarakat
c.       Melakukan  mmal  shalih  yang  didasari  oleh  beriman  kepada  Allah  Swt  dan dilakukan dengan tekad yang teguh.
B.     OPTIMIS

1.      Pengertian optimis
Dari sisi etimologi optimis berasal dari bahasa latin optima yang berarti terbaik. Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia optimis adalah orang yang selalu berpengharapan dalam menghadapi segala hal. Optimis merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik yang kelak akan terjadi yang memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk berusaha ke arah kemajuan atau kejayaan. Optimis merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam Islam. Misalnya siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru pastia ia berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.
Dengan sikap optimis seseorang akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik demi kehidupan dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat. Allah berfirman:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang­orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang­orang yang beriman.( QS. Ali Imran(3): 139)
Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis dapat diartikan berprasangka  buruk  terhadap  Allah  SWT.  Seseorang  yang  pesimis  biasanya  selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencoba.
2.      Nilai positif optimis
a.       Berpengharapan baik kepada Allah
Optimisme dalam konsep Islam menuntut agar seorang muslim terus berusaha dan dalam usahanya tidak lupa kepada Tuhannya karena pada dasarnya setiap hasil usaha atau ikhtiar manusia itu berada di tangan Allah SWT.  Allah Swt berfirman:
“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka­sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap­tiap sesuatu.(QS. Al­Thalaq(65):3)
Seorang   muslim   tidak   boleh   tiba-tiba   memiliki   sifat   qanaah(menerima apa adanya dengan ikhlas) sebelum ia melakukan tiga hal, yaitu berusaha secara maksimal, telah mendapatkan sesuatu dari usahanya yang maksimal tersebut serta menerima dengan lapang dada apa yang telah diperolehnya tersebut.
b.      Berfikir positif
Bagi orang senantiasa optimis, maka cara berfikirnya pasti  senantiasa positif. Ia akan berfikir positif dalam segala hal. Dengan pikiran positifnya itu akan terbentuk energi positif. Energi positif inilah yang akan membakar semangat juang untuk mewujudkan harapannya. Berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan kehidupan kita. Sebab hati yang bersih adalah hati yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah hati yang tidak memendam syakwasangka dan apriori terhadap orang lain. Hati yang berseri-seri hanyalah hati yang selalu berpikir positif bagi dirinya maupun orang lain dan memandang segala perintah Allah memiliki hikmah.
Kamu sekali­kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.(QS. Ali Imran(3): 92)
c.       Percaya diri, berani dan bertanggung jawab
Rasa percaya diri yang besar dan berani dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan tidak gentar mempertahankan kebenaran merupakan   salah satu sifat yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia. Berani merupakan satu kekuatan tersembunyi yang ada di dalam diri setiap manusia khususnya dalam menghadapi cobaan dan masalah kehidupan. Keberanian yang di tuntut di sini ialah keberanian pemikiran dan keberanian moral yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
“Sesungguhnya orang­orang yang mengatakan: Tuhan Kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS. Fushshilat(41): 30)
d.      Muslim yang optimis lebih disukai Allah
Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia,khususnya seorang muslim,Karena dengan optimis,seorang muslim akan lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah,seorang muslim akan selalu bersusah payah semaksimal mungkin mencapai cita-citanya dengan penuh keiklasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan.
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah. Namun masing­masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, “Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain.Akan tetapi katakanlah, Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat. Sebab, mengandai­andai itu membuka pintu setan. (HR. Muslim)
3.      Hikmah perilaku optimis
Hikmah berperilaku optimis di antaranya adalah :
a.       Membawa   seseorang pada pencapaian hasil. Tidak ada yang bisa diperbuat tanpa harapan dan percaya diri.
b.      Berfikir positif yang akan memberikan dorongan sikap dan tingkah laku yang positif pula.
c.       Memiliki kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan. Hal ini sangat di anjurkan dalam agama dan sangat penting sekali agar seseorang dapat terus bertindak menghadapi tantangan.
C.     DINAMIS

1.      Pengertian dinamis
Kata dinamis berasal dari kata dynamic yang berarti bergerak. Dalam bahasa Belanda dynamisch berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak dan terus tumbuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia  dinamis berarti penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Misalnya, seorang yang ingin merubah pribadinya menjadi orang yang berilmu pengetahuan karena keutamaan dan derajatnya di sisi Allah. Dalam hal ini dengan sendirinya ia akan belajar secara serius untuk mencapai tingkat pendidikan yang tertinggi walaupun keadaan ekonomi keluarganya sangat minim.
Seseorang yang berjiwa dinamis tidak akan diam berpangku tangan. Ia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Allah Swt berfirman:
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh­ sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.(QS. Al­Insyirah(94): 7­8.
2.      Nilai positif dinamis
a.       Berfikir progresif
Berfikiir progresif berarti berfikir maju. Seorang yang berfikir progresif akan menjadikan al-Quran dan hadits sebagai pijakan dirinya demi kebaikan di masa kini dan akan datang. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:
Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al­Quran? kalau kiranya Al­Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.(QS. Al­Nisa’(4) : 82)
Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan­kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan­kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.
b.      Menyesuaikan dengan pilihan terbaik dalam perkembangan zaman
Ajaran Islam hadir bersifat dinamis bukan statis. Oleh karena itu Islam menuntut pemeluknya untuk menampilkan  aneka aktifitas yang dapat menjawab persoalan yang muncul. Alternatif-alternatif jawaban persoalan pada tiap perkembangan zaman haruslah alternatif yang terbaik sehingga eksistensi Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tetap terjaga. Seorang yang bersikap dinamis akan berusaha untuk turut mewarnai perkembangan zaman dengan tampil sebagai teladan kebaikan di lingkungan tempat yang bersangkutan tinggal.
c.       Berpikir futuristik
Seseorang yang memiliki semangat tinggi dan penuh energi selalu bergairah untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik dan memiliki kekuatan jiwa serta kemauan untuk menghadapi tantangan kesulitan yang dihadapi. Pribadi seperti ini disebut dengan pribadi yang dinamis. Pribadi dinamis adalah pribadi yang aktif yang selalu memiliki rasa optimisme yang tinggi di dalam mencapai sesuatu yang dicita-citakan.
d.      Bekerja dengan prinsip amal shalih
Seseorang yang dinamis tidak pernah merasa lelah untuk berbuat, baik perbuatan itu memiliki manfaat pada dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Hal ini dilakukan karena mereka mengetahui bahwa suatu perbuatan yang berdampak positif pada orang lain pada dasarnya juga bermanfaat buat diri sendiri.
3.      Hikmah perilaku dinamis
Hikmah membiasakan berperilaku dinamis dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah :
a.       Dinamis adalah sikap penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
b.      Orang yang dinamis akan terus berkembang, berpikir, cerdas, dan berkreasi, serta selalu beradaptasi dengan lingkungan.
c.       Orang yang dinamis tidak mudah putus asa dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri.
d.      Orang  yang  dinamis  akan  bekerja  keras  dalam  melakukan  usaha,  baik  yang berhubungan dengan aspek duniawi maupun ukhrawi.
D.    INOVATIF

1.      Pengertian inovatif
Kata inovatif berasal dari bahasa Inggis innovate yang artinya memperkenalkan sesuatu yang baru. Sedangkan innovatif berarti bersifat memperbarui. Dengan demikian kata inovatif berarti bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru. Pengertian baru di sini adalah sesuatu yang belum dapat diterima secara luas oleh seluruh warga masyarakat menyangkut sikap (attitude) dan belum diterima dan diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setempat.
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Inovatif dapat berarti juga temuan baru yang menyebabkan berdayagunanya produk atau jasa ke arah yang lebih produktif dan mempunyai nilai manfaat bagi masyarakat. Misalnya dalam dunia perbankan aplikasi bank syariah di Indonesia baru dikembangkan pada dekade awal tahun 1990-an sebagai inovasi dari penerapan bank konvensional. Bank syariah lebih mengembangkan ajaran muamalah dalam tradisi syariah Islam yakni adanya akad bagi hasil dalam pengelolaan hasil pada satu sisi dan sama-sama menanggung resiko kerugian pada sisi yang lain. Sedangkan bank konvensional lebih berorientasi profit sehingga rentan dengan masalah suku bunga atau riba.
2.      Nilai  positif  inovatif
a.       Berfikir ilmiah, obyektif, cerdas dan kritis
      Kegiatan berfikir yang teratur dan sistematis menghasilkan pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Berbagai macam problem, mendorong kita untuk berfikir lebih mendalam dan sistematis dengan mengunakan metode ilmiah tertentu untuk memecahkanya. Seorang yang bersikap inovatif akan mengerahkan segala kemampuan nalarnya untuk menemukan beberapa hal baru yang lebih baik dan bermanfaat dari temuan-temuan yang telah ada.
b.      Melakukan perbaikan
Untuk mencapai kemajuan harus diusahakan dengan ikhtiar yang maksimal. Perubahan  kondisi  manusia  merupakan  sunnatullah  yang  letak  keberhasilannya tergantung pada usaha manusia. Allah SWT memberikan respon tentang perubahan ini yang dimulai dari perubahan diri manusia itu sendiri, baik kondisi manusia secara individual, maupun di masyarakat.   Perubahan kondisi baik dan buruk ini terkait dengan ketaatan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia kepada Allah SWT.
c.       Penerapan prinsip amar ma’ruf nahi mungkar
Dalam menerapkan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, Pelaku sikap inovatif mengharuskan diri untuk bersikap lembut, santun, lapang dada, sabar, menyayangi, bersahabat, bersungguh-sungguh dan rela berkorban. Penerapan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar akan tetap mempertimbangkan nilai-nilai dan budaya masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama.
3.      Hikmah perilaku inovatif
Membiasakan berperilaku inovatif melahirkan hikmah dalam kehidupan sehari-hari di antaranya :
a.       Dapat  mendayagunakan  kemampuan  dan  keahlian  dalam  melakukan ataupun mengembangkan karya tertentu.
b.      Dapat melakukan kebaikan dan menghindari keburukan.
E.     KREATIF

1.      Pengertian kreatif
Kreatif berasal dari bahasa inggris to create yang berarti menciptakan sesuatu atau membuat. Creativity  berarti daya cipta. Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau menciptakan biasanya mengunakan kata   khalaqa   (menjadikan, membuat, menciptakan), yakni   menciptakan sesuatu tanpa ada pangkal atau asal dan contoh terlebih dahulu atau dapat berarti kemampuan untuk mencipta atau mempunyai sifat menciptakan tidak dengan cara meniru.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kreatif   berarti memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. kreatif adalah menemukan, menggabungkan, membangun, mengarang, mendesain, merancang, mengubah ataupun menambah.
Oleh  karena  itu  kreatif  sering  digambarkan  dengan  kemampuan  berfikir  kritis dan banyak ide serta gagasan. Orang kreatif adalah orang yang melihat sesuatu yang sama, tetapi dengan cara pandang yang berbeda. Selain itu orang kreatif adalah orang yang memiliki kemampuan menggabungkan sesuatu yang belum pernah tergabung sebelumnya. Kreatif juga bisa berarti kemampuan menemukan atau mendapatkan ide dan pemecahan masalah baru.
Dalam   perspektif   Islam   kreatif   dapat   diartikan   sebagai   kesadaran keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah guna menjadikan atau menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah.
Allah Dzat yang Maha kreatif, hasil karya-Nya merupakan karya yang sangat besar, indah, dan sempurna. Semua makhluk memanfaatkan karya Allah tersebut. Allah Pencipta jagat raya dan segala isinya memberikan kekaguman dahsyat bagi seluruh makhlukNya. Keserasian yang kita lihat pada setiap makhluk, keterpautan organ-organ tubuh satu sama lainnya, keterpautan warna dengan organ-organ tersebut, keterpautan langit dan jagat raya, bumi dan isinya tersebut menjadikan   Allah Swt sebagai Dzat Yang Maha Sempurna.
2.      Nilai positif kreatif
a.       Berfikir orisinil
Manusia selalu menghadapi berbagai persoalan dan peristiwa dalam kehidupannya. Semua persoalan yang yang tidak diketahui jawabannya dianggap sebagai masalah. Biasanya seseorang akan berusaha mengkaji problem yang dihadapinya dari berbagai aspek agar dapat memahaminya dengan baik. Setelah itu ia menghimpun berbagai data dan informasi yang berkaitan dengannya. Penghimpunan data dan informasi yang relevan dengan problem yang ada membantunya memperjelas, memahami dan membatasi problem itu dengan teliti dan mengantarkannya menyusun berbagai hipotesa sebagai langkah pemecahan.
b.      Beretos kerja tinggi
Adanya etos kerja yang kuat memerlukan kesadaran pada orang bersangkutan tentang kaitan bekerja dengan pandangan hidupnya yang lebih menyeluruh. Etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang Muslim bahwa bekerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh ridha dari Allah SWT. Berkaitan dengan ini penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja. Inti ajarannya ialah bahwa hamba Alalh akan mendekati dan berusaha memperoleh ridha Allah melalui bekerja atau amal shalih serta dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya.
3.      Hikmah kreatif
Hikmah   membiasakan   berperilaku   kreatif   dalam   kehidupan   sehari-hari   akan menjadikan Setiap  pribadi  dapat  mencipta,  termasuk  menciptakan  realitas  baru  dalam kehidupan sehingga dalam situasi apapun dan dengan segala keterbatasan akan memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar