BAB VI
AKHLAK TERPUJI
1.
Pengertian
Kompetisi dalam Kebaikan
Kompetisi
Dalam Kebaikan(fastabiq
alkhairat)secara
secara
etimologi berarti berlomba-lomba
dalam kebaikan. Anjuran ini tertuju baik bagi laki-laki
maupun perempuan. Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat
kebajikan, baik kepada manusia atau alam sekitarnya. Misalnya
dengan menolong
sesama, menyingkirkan sesuatu
yang
membahayakan
di jalan,
mengikuti olimpiade mata pelajaran
tertentu
dan sebagainya. Dalam Islam, istilah fastabiq alkhairat merujuk pada firman Allah SWT QS. Al Baqarah: 148 dan QS. AlHadid: 21
“Dan bagi tiaptiap
umat ada
kiblatnya (sendiri) yang ia
menghadap kepadanya. Maka
berlombalombalah (dalam
membuat) kebaikan. di
mana saja kamu
berada
pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. AlBaqarah(2) : 148)
2. Makna
Kompetisi dalam Kebaikan
Al-Qur’an menggugah agar umat Islam
tidak menjadi umat yang santai
melainkan menjadi umat
pionir dalam segala
kebaikan.
Oleh karena itu ketika seseorang mengaku
sebagai hamba Allah, maka di saat yang bersamaan ia segera bergerak melakukan segala kebaikan yang tak terhingga luasnya. Islam memberi motivasi kepada pemeluknya untuk
mengedepankan berbuat kebaikan dengan penuh antusias disebabkan antara lain:
a.
Melakukan dan menyebarkan kebaikan adalah tugas pokok setiap insan.
Tanpa
kebaikan
Allah, maka manusia di
muka
bumi ini
bisa dipastikan
telah musnah sejak ratusan tahun yang silam. Kata fastabiqu
memberi kesan
perintah berlomba-lomba agar
tidak didahulukan oleh
orang lain.
Oleh karena itu
ia harus
bergerak cepat
dan bersegera untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam
perlombaan ada
tenaga ekstra yang digunakan, segala kemampuan
dikerahkan sehingga cita-cita yang diinginkan bisa diraih. Nabi saw bersabda :
“Dari Abu
Hurairah ra.
bahwasanya
Rasulullah
saw. bersabda,
“Bersegeralah kamu
sekalian untuk
melakukan amalamal
yang
shalih, karena akan
terjadi
suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tapi pada
waktu pagi
ia kafir, ia
rela
menukar
agamanya dengan
sedikit keuntungan dunia.
(H.R. Muslim)
b.
Usia manusia terbatas.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui
kapan ia akan meninggal dunia. Oleh karena itu seorang hamba
Allah agar segera melakukan kebaikan. Jika ia tidak melaksanakannnya, maka ia akan menjadi orang yang paling sengsara dan hal
tersebut tidak hanya
terjadi di dunia saja
melainkan juga akhirat.
Perlombaan (berlomba-lomba berbuat kebaikan). Dalam al-Qur’an
dianjurkan seseorang
melakukan kebaikan dan
kemudian
berlomba dalam
kebaikan-kebaikan tersebut serta berupaya agar satu dengan yang lainnya menyusul.
Di sini Allah menggunakan kata
perlombaan yang di dalamnya kendati tidak didapatkan arti kata cepat dan segera. Sebab,
dari segi etimologi andaikata dua orang
berjalan lambat
sekalipun, tetapi
satu dengan
yang
lain saling
mendahului, maka mereka telah melakukan perlombaan. Oleh karena itu di sini terdapat
perintah bagi setiap orang untuk berlomba. Kini jika seorang dengan upayanya dia
menyusul,
maka
untuk yang lainpun terdapat
juga perintah
bahwa diapun
juga harus menyusul ke depan.
Menurut Ibnu Katsir
berdasarkan redaksinya ayat
ini memiliki
makna umum yaitu agar seluruh
umat Islam
melakukan perbuatan
tolong menolong dalam melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai realisasi dari takwa.
Dalam hal beramal
shalih dapat dilihat bagaimana
para
sahabat melakukanya, seperti riwayat berikut : Pada suatu hari saat para sahabat yang kurang dari segi harta hadir
di hadapan Rasulullah Saw untuk mengadu, Ya Rasulullah kami melasanakan shalat
dan orangorang
kaya
itu juga melaksanakan shalat, kami melakukan
puasa dan orangorang yang kaya itu melakukan puasa juga, kami berjihad dan orangorang kaya
itu melakukan
jihad juga. Tetapi ya
Rasulullah ada pekerjaan yang
membuat mereka lebih utama. Mereka memberikan sedekah tetapi kami tidak dapat melakukan itu. Beritahukanlah kepada kami amal shaleh yang dengan melakukan itu kami dapat menutupi kekurangan kami . Rasulullah
Saw bersabda:
“Setiap selesai shalat bacalah subhanallah 33 kali ,
Alhamdulillah 33 kali dan Allahu akbar 33 kali.
3. Ciri-ciri
pelaku kompetisi dalam kebaikan
a.
Memiliki
niat yang ikhlas
Niat yang
ikhlas merupakan faktor penting
dalam setiap amal. Di dalam
Islam ikhlas merupakan rukun amal yang pertama dan terpenting. Niat yang ikhlas karena
Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat
seseorang memiliki
perasaan yang ringan dalam
mengerjakan amal-amal yang berat sekalipun,
apalagi bila amal
kebaikan itu tergolong amal
shalih yang ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang ringan pun akan terasa berat. Di samping itu,
keikhlasan akan membuat
seseorang berkesinambungan dalam melakukan amal
kebaikan. Orang yang ikhlas tidak akan bertambah
semangat hanya karena
dipuji dan tidak akan
melemah karena
dicela. Adanya
pujian atau celaan tidak akan mempengaruhi semangatnya dalam melakukan kebaikan.
b.
Cinta
kepada kebaikan dan cinta kepada orang yang berbuat baik
Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala
pada
dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan. Karena tidak
mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta
pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa sehingga kita
menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan.
Di samping cinta kepada kebaikan, maka harus tertanam juga di dalam jiwa rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat
baik. Hal ini akan
membuat kita ingin selalu
meneladani dan mengikuti segala
bentuk kebaikan,
siapa pun yang melakukannya. Allah SWT
telah menyebutkan
kecintaan-Nya kepada siapa
saja yang berbuat
baik.
c.
Merasa
beruntung bila melakukan suatu kebaikan
Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia dan seseorang akan bersemangat melakukan
kebaikan
apabila dengan kebaikan
itu dia
merasa yakin memperoleh keberuntungan,
baik di
dunia maupun di akhirat.
Ada
banyak keuntungan yang akan diperoleh manusia bila ia berbuat baik.
d.
Merasa
rugi bila meninggalkan suatu kebaikan
Apabila seseorang merasa
beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya
karena sejumlah keutamaan yang disebutkan dalam al-Qur’an, maka ia akan merasa sangat merugi apabila meninggalkannya. Bagi seorang mukmin, bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak melakukan kebaikan, karena kehidupan
ini memang harus dijalani
untuk mengabdi kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari
segala bentuk kebaikan yang harus dijalani.
e.
Meneladani
Generasi yang Baik
Perbuatan
akan menjadi
lebih baik apabila seseorang mau
menjadi teladan bagi orang lain dalam berbuat baik. Hal ini menjadi penting karena dengan demikian
ia menyadari bahwa
meskipun ia merasa
sudah banyak
perbuatan baik
tetapi tetap saja ia merasa masih sedikit dalam melakukan kebaikan dibandingkan dengan orang lain.
4. Balasan
pelaku kompetisi dalam kebaikan
a.
Selalu bersama Allah SWT
Allah Swt berfirman:“Sesungguhnya
Allah
beserta
orangorang yang bertakwa dan
orangorang yang berbuat kebaikan”.( QS. AlNahl(16):
128)
b.
Menambah
kenikmatan
Allah Swt berfirman:“Dan jika kamu
sekalian menghendaki
(keridhaan)
Allah
dan RasulnyaNya serta (kesenangan)
di negeri
akhirat, Maka
Sesungguhnya Allah menyediakan
bagi siapa
yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar”.( QS. AlAhzab (33) : 29)
c. Dicintai Allah
Allah Swt berfirman:“(Yaitu)
orang-orang yang menafkahkan
(hartanya),
baik di
waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya
dan mema’afkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orangorang yang berbuat kebajikan”.( QS. Ali Imran (3) : 134 )
d. Memperoleh rahmat Allah
Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orangorang yang berbuat baik”. (QS. Al-A’Raaf (7) : 56)
e. Memperoleh pahala
Allah Swt berfirman:“Sesungguhnya Allah tidak menyianyiakan pahala
orangorang yang berbuat baik(QS.
Al Taubah (9) : 120)
5. Hikmah
perilaku kompetisi dalam kebaikan
Berkompetisi dalam
kebaikan memiliki beberapa
hikmah yang dapat
diambil dalam kehidupan sehari-hari. Di antara hikmah
berperilaku kompetisi dalam
kebaikan adalah :
a.
Melakukan kebaikan yang telah ditentukan.
b. Melakukan persaingan dalam melakukan kebaikan sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena kemampuan
tiap muslim beragam dalam hal tingkat pendidikan, ekonomi dan statusnya dalam masyarakat
c. Melakukan mmal shalih
yang
didasari
oleh beriman
kepada
Allah Swt
dan dilakukan dengan tekad yang teguh.
1. Pengertian optimis
Dari sisi etimologi optimis
berasal dari
bahasa latin optima yang
berarti terbaik.
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia
optimis adalah orang yang selalu berpengharapan dalam
menghadapi segala hal. Optimis merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik yang kelak akan terjadi yang memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk
berusaha ke arah kemajuan atau kejayaan. Optimis merupakan keyakinan diri dan salah
satu sifat baik yang dianjurkan dalam Islam. Misalnya siswa/siswi yang mengikuti
seleksi penerimaan mahasiswa
baru pastia
ia berharap
akan lulus
dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.
Dengan sikap optimis seseorang akan bersemangat dalam menjalani kehidupan,
baik demi kehidupan dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat. Allah berfirman:
“Janganlah
kamu bersikap lemah,
dan janganlah (pula)
kamu bersedih
hati, Padahal kamulah orangorang
yang
paling Tinggi (derajatnya),
jika kamu orangorang
yang
beriman”.( QS. Ali Imran(3): 139)
Kebalikan dari
sikap optimis
adalah sifat pesimis. Sifat pesimis
dapat diartikan berprasangka
buruk terhadap
Allah SWT. Seseorang
yang
pesimis biasanya
selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencoba.
2. Nilai
positif optimis
a. Berpengharapan baik kepada Allah
Optimisme dalam konsep Islam menuntut
agar seorang muslim terus berusaha dan dalam usahanya tidak lupa
kepada Tuhannya karena pada dasarnya setiap hasil usaha
atau ikhtiar manusia itu berada di tangan Allah SWT.
Allah Swt berfirman:
“Dan
memberinya rezki
dari arah yang tiada
disangkasangkanya. dan
Barangsiapa
yang bertawakkal kepada
Allah
niscaya
Allah
akan
mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiaptiap sesuatu”.(QS. AlThalaq(65):3)
Seorang muslim tidak boleh tiba-tiba memiliki sifat qanaah(menerima apa adanya dengan
ikhlas) sebelum ia melakukan tiga
hal, yaitu berusaha
secara
maksimal, telah
mendapatkan sesuatu dari usahanya
yang
maksimal tersebut
serta menerima dengan lapang dada apa yang telah diperolehnya tersebut.
b. Berfikir positif
Bagi orang senantiasa
optimis, maka cara
berfikirnya pasti senantiasa
positif. Ia akan berfikir positif dalam segala hal. Dengan pikiran positifnya itu akan terbentuk
energi positif. Energi positif
inilah yang akan membakar semangat
juang untuk mewujudkan harapannya. Berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan kehidupan kita. Sebab hati yang
bersih adalah hati yang
tidak menyimpan kebencian. Hati
yang
tenteram adalah hati yang tidak memendam
syakwasangka dan apriori terhadap orang lain.
Hati
yang berseri-seri hanyalah hati yang selalu berpikir positif bagi
dirinya maupun orang lain dan
memandang segala perintah
Allah memiliki hikmah.
“Kamu sekalikali
tidak sampai kepada kebajikan (yang
sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian
harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.(QS. Ali Imran(3): 92)
c. Percaya diri, berani dan bertanggung jawab
Rasa
percaya diri
yang
besar dan berani
dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan tidak gentar mempertahankan kebenaran merupakan salah satu sifat yang dikaruniakan oleh
Allah SWT kepada setiap
manusia. Berani merupakan
satu kekuatan
tersembunyi yang ada di dalam
diri
setiap manusia khususnya dalam
menghadapi cobaan dan masalah
kehidupan.
Keberanian
yang
di tuntut
di sini
ialah keberanian
pemikiran dan keberanian moral
yang
dapat dipertanggungjawabkan di
hadapan Allah SWT.
“Sesungguhnya
orangorang yang mengatakan: “Tuhan
Kami
ialah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, Maka
Malaikat akan turun
kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah
kamu takut
dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah
yang
telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat(41): 30)
d. Muslim
yang optimis lebih disukai Allah
Sikap optimis merupakan
sikap yang harus
dimiliki oleh setiap manusia,khususnya
seorang muslim,Karena
dengan
optimis,seorang muslim akan lebih
baik dan
lebih disukai oleh
Allah daripada mukmin yang
lemah,seorang muslim akan selalu
bersusah payah semaksimal mungkin
mencapai cita-citanya dengan penuh keiklasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan.
“Mukmin
yang
kuat
lebih baik
dan lebih
dicintai oleh Allah dari pada
mukmin yang lemah. Namun masingmasing
ada kebaikan.
Semangatlah meraih apa
yang
manfaat untukmu dan mohonlah
pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah.
Jika engkau tertimpa suatu
musibah janganlah
mengatakan,
“Seandainya aku
berbuat begini dan begitu, niscaya
hasilnya akan lain.” Akan tetapi katakanlah, “Allah
telah
mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat.” Sebab, mengandaiandai
itu membuka pintu setan.” (HR. Muslim)
3. Hikmah
perilaku optimis
Hikmah berperilaku optimis di antaranya adalah :
a. Membawa seseorang pada pencapaian hasil. Tidak ada yang bisa diperbuat tanpa harapan dan percaya diri.
b. Berfikir positif yang akan memberikan dorongan sikap dan tingkah laku yang
positif pula.
c. Memiliki kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan.
Hal ini sangat di anjurkan dalam agama dan
sangat
penting sekali agar seseorang
dapat terus bertindak menghadapi tantangan.
1. Pengertian dinamis
Kata dinamis berasal dari kata dynamic yang berarti bergerak. Dalam bahasa Belanda dynamisch berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak dan terus tumbuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
dinamis berarti penuh
semangat dan tenaga sehingga cepat
bergerak dan
mudah menyesuaikan diri
dengan keadaan. Misalnya, seorang yang ingin
merubah pribadinya menjadi
orang yang berilmu
pengetahuan karena keutamaan
dan derajatnya di sisi Allah. Dalam hal ini dengan sendirinya ia akan belajar secara serius untuk mencapai tingkat pendidikan yang tertinggi walaupun keadaan ekonomi keluarganya sangat minim.
Seseorang yang
berjiwa dinamis tidak akan diam berpangku tangan. Ia akan
terus berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan
kualitas dirinya ke arah yang
lebih baik dan lebih maju. Allah Swt
berfirman:
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh
sungguh (urusan) yang
lain. dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya
kamu berharap.(QS. AlInsyirah(94): 78.
2.
Nilai positif dinamis
a.
Berfikir
progresif
Berfikiir progresif berarti
berfikir maju. Seorang
yang
berfikir progresif akan
menjadikan al-Quran dan hadits sebagai pijakan dirinya demi kebaikan di masa kini dan akan datang. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:
Maka
Apakah
mereka
tidak memperhatikan
AlQuran? kalau
kiranya
AlQuran itu bukan dari
sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di
dalamnya.(QS. AlNisa’(4) : 82)
Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah
SAW bersabda : Siapa yang
menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitankesulitan dunia, niscaya Allah akan
memudahkan kesulitankesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi
(aib)
seorang muslim Allah
akan
tutupkan aibnya
di dunia
dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.
b.
Menyesuaikan dengan pilihan terbaik dalam perkembangan zaman
Ajaran Islam hadir bersifat dinamis bukan statis. Oleh karena itu Islam menuntut pemeluknya untuk
menampilkan aneka aktifitas yang dapat menjawab persoalan yang muncul. Alternatif-alternatif jawaban
persoalan pada tiap perkembangan
zaman haruslah alternatif yang terbaik sehingga eksistensi Islam sebagai agama rahmatan
lil alamin tetap terjaga.
Seorang yang bersikap dinamis
akan
berusaha untuk turut
mewarnai perkembangan zaman
dengan tampil sebagai teladan
kebaikan di lingkungan
tempat yang bersangkutan tinggal.
c. Berpikir futuristik
Seseorang yang
memiliki semangat tinggi dan penuh energi selalu
bergairah untuk mengadakan perubahan
ke arah
yang
lebih baik dan memiliki kekuatan
jiwa
serta
kemauan untuk menghadapi tantangan kesulitan
yang dihadapi.
Pribadi seperti ini disebut dengan pribadi
yang
dinamis. Pribadi dinamis adalah pribadi
yang
aktif yang selalu memiliki
rasa
optimisme yang tinggi di
dalam mencapai sesuatu yang
dicita-citakan.
d. Bekerja dengan prinsip amal shalih
Seseorang yang
dinamis tidak pernah merasa lelah
untuk berbuat,
baik perbuatan itu memiliki manfaat pada dirinya sendiri maupun
untuk orang lain. Hal
ini dilakukan
karena
mereka
mengetahui bahwa suatu
perbuatan yang berdampak
positif pada orang lain
pada dasarnya
juga bermanfaat buat
diri sendiri.
3. Hikmah
perilaku dinamis
Hikmah membiasakan berperilaku
dinamis dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya adalah :
a.
Dinamis adalah sikap penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
b.
Orang yang dinamis akan terus berkembang, berpikir, cerdas, dan berkreasi, serta
selalu beradaptasi dengan lingkungan.
c.
Orang yang dinamis tidak mudah putus asa dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri.
d.
Orang
yang
dinamis akan
bekerja keras dalam
melakukan usaha,
baik yang berhubungan dengan aspek duniawi maupun ukhrawi.
1. Pengertian inovatif
Kata inovatif berasal dari bahasa Inggis innovate yang artinya memperkenalkan sesuatu yang baru.
Sedangkan innovatif berarti
bersifat memperbarui.
Dengan demikian kata inovatif berarti
bersifat memperkenalkan
sesuatu yang baru. Pengertian baru
di sini adalah sesuatu
yang
belum dapat diterima secara luas
oleh seluruh warga masyarakat menyangkut
sikap (attitude) dan
belum diterima dan diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setempat.
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan
atau
perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan
praktis nilai
dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Inovatif
dapat berarti juga
temuan baru yang menyebabkan berdayagunanya
produk atau
jasa ke
arah yang lebih
produktif dan
mempunyai
nilai manfaat bagi
masyarakat. Misalnya
dalam dunia perbankan aplikasi bank
syariah di Indonesia baru dikembangkan pada dekade awal tahun 1990-an sebagai inovasi dari penerapan bank
konvensional.
Bank syariah
lebih mengembangkan ajaran muamalah
dalam tradisi syariah Islam yakni adanya akad bagi hasil dalam pengelolaan
hasil pada satu sisi dan
sama-sama menanggung resiko
kerugian
pada sisi yang lain.
Sedangkan bank konvensional lebih
berorientasi profit
sehingga rentan dengan
masalah suku bunga atau riba.
2.
Nilai positif
inovatif
a.
Berfikir
ilmiah, obyektif,
cerdas dan kritis
Kegiatan berfikir yang teratur dan sistematis menghasilkan pengetahuan yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan. Berbagai macam
problem, mendorong
kita untuk berfikir lebih mendalam dan
sistematis
dengan
mengunakan metode
ilmiah tertentu untuk memecahkanya. Seorang
yang
bersikap inovatif akan
mengerahkan segala kemampuan nalarnya untuk
menemukan beberapa hal baru yang lebih baik dan bermanfaat dari temuan-temuan yang telah ada.
b.
Melakukan
perbaikan
Untuk mencapai kemajuan harus diusahakan dengan ikhtiar yang maksimal. Perubahan kondisi manusia merupakan
sunnatullah
yang
letak
keberhasilannya
tergantung pada usaha manusia. Allah SWT memberikan respon tentang perubahan
ini yang dimulai dari perubahan
diri manusia
itu sendiri,
baik kondisi manusia
secara individual, maupun
di masyarakat. Perubahan kondisi baik
dan buruk
ini terkait dengan ketaatan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia kepada Allah SWT.
c. Penerapan
prinsip amar ma’ruf nahi mungkar
Dalam menerapkan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, Pelaku sikap inovatif
mengharuskan diri untuk bersikap lembut, santun, lapang dada, sabar, menyayangi,
bersahabat, bersungguh-sungguh dan rela berkorban. Penerapan prinsip
amar ma’ruf dan nahi
munkar akan
tetap mempertimbangkan nilai-nilai
dan budaya
masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama.
3. Hikmah perilaku inovatif
Membiasakan berperilaku
inovatif
melahirkan hikmah dalam
kehidupan
sehari-hari di antaranya :
a.
Dapat
mendayagunakan kemampuan dan
keahlian
dalam melakukan ataupun
mengembangkan karya tertentu.
b. Dapat melakukan kebaikan dan menghindari keburukan.
1. Pengertian kreatif
Kreatif berasal dari
bahasa inggris to create yang berarti
menciptakan sesuatu atau
membuat. Creativity berarti daya cipta.
Sedangkan dalam bahasa
Arab kata kreativitas
atau menciptakan
biasanya mengunakan kata khalaqa (menjadikan,
membuat, menciptakan), yakni
menciptakan sesuatu tanpa ada pangkal atau asal dan contoh terlebih
dahulu atau dapat berarti kemampuan untuk
mencipta atau mempunyai sifat menciptakan tidak dengan cara meniru.
Dalam kamus
besar bahasa Indonesia kreatif
berarti memiliki daya cipta atau
memiliki kemampuan untuk menciptakan. kreatif adalah menemukan, menggabungkan,
membangun, mengarang, mendesain, merancang, mengubah ataupun menambah.
Oleh karena itu kreatif
sering digambarkan dengan kemampuan
berfikir kritis dan
banyak
ide
serta gagasan. Orang
kreatif adalah
orang yang melihat
sesuatu yang sama, tetapi dengan
cara
pandang yang berbeda. Selain
itu orang
kreatif adalah
orang yang memiliki kemampuan menggabungkan sesuatu yang belum
pernah tergabung
sebelumnya.
Kreatif juga
bisa berarti
kemampuan
menemukan atau mendapatkan ide dan pemecahan masalah baru.
Dalam perspektif Islam kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran
keimanan
seseorang, untuk menggunakan
keseluruhan
daya dan
kemampuan
diri yang dimiliki
sebagai wujud syukur akan nikmat
Allah guna menjadikan atau
menghasilkan sesuatu yang terbaik
dan bermanfat bagi
kehidupan
sebagai
wujud pengabdian yang
tulus kehadirat Allah.
Allah Dzat yang Maha
kreatif, hasil
karya-Nya merupakan
karya yang sangat besar, indah,
dan sempurna.
Semua makhluk memanfaatkan
karya Allah
tersebut. Allah Pencipta
jagat
raya
dan segala
isinya memberikan
kekaguman
dahsyat
bagi seluruh
makhlukNya. Keserasian yang kita lihat pada setiap makhluk, keterpautan organ-organ tubuh satu sama lainnya, keterpautan warna dengan organ-organ tersebut, keterpautan
langit dan jagat raya, bumi dan isinya tersebut menjadikan Allah
Swt sebagai Dzat Yang Maha Sempurna.
2.
Nilai
positif kreatif
a.
Berfikir
orisinil
Manusia selalu menghadapi
berbagai
persoalan dan peristiwa dalam
kehidupannya.
Semua persoalan yang yang tidak
diketahui jawabannya
dianggap sebagai masalah. Biasanya
seseorang akan
berusaha mengkaji problem
yang
dihadapinya dari berbagai aspek agar dapat memahaminya dengan baik. Setelah itu ia
menghimpun berbagai data
dan informasi yang berkaitan
dengannya. Penghimpunan
data dan
informasi
yang
relevan
dengan
problem yang ada
membantunya memperjelas, memahami dan membatasi problem
itu dengan teliti
dan mengantarkannya menyusun berbagai hipotesa sebagai langkah pemecahan.
b. Beretos kerja tinggi
Adanya
etos
kerja
yang
kuat
memerlukan
kesadaran
pada orang
bersangkutan tentang
kaitan
bekerja dengan pandangan hidupnya
yang
lebih menyeluruh. Etos kerja dalam Islam adalah
hasil
suatu kepercayaan seorang Muslim bahwa bekerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh ridha dari Allah SWT. Berkaitan
dengan ini
penting untuk ditegaskan
bahwa pada
dasarnya,
Islam adalah agama amal atau kerja. Inti ajarannya ialah bahwa hamba Alalh akan mendekati dan berusaha memperoleh ridha Allah
melalui bekerja atau amal
shalih serta dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya.
3.
Hikmah kreatif
Hikmah membiasakan berperilaku
kreatif dalam
kehidupan
sehari-hari akan
menjadikan Setiap pribadi dapat
mencipta, termasuk
menciptakan realitas baru
dalam kehidupan sehingga dalam
situasi apapun dan dengan
segala keterbatasan
akan memiliki potensi untuk
menciptakan berbagai
hal, termasuk keberhasilan
dan kebahagiaan
dalam hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar